Minggu, 16 November 2014

Bukti Reinkarnasi

 "Om Swastiastu"

Reinkarnasi Tan Jiangshan
 Reinkarnasi Tan Jiangshan
  Kiri : Tang Jiangshan & Kanan : Chen Mingdao
Ada seorang anak, bernama Tang Jiangshan yang lahir pada tahun 1976 di Dong Fang, Kecamatan Gan Cheng, propinsi Hai Nan, China
Banyak hal aneh yang terjadi didunia ini, dan tidak sedkit diantaranya sulit untuk dijelaskan secara alamiah. Salah satu contoh dari hal terebut adalah mengenai hal yang disebut "REINKARNASI" atau yang di dalam ajaran agama Hindu disebut dengan "PUNARBHAWA"
. Beberapa kasus tetang manusia yang masih ingat dengan kehidupannya yang terdahulu pernah terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya adalah kasus yang terjadi di negara tirai bambu ini. 

Sewaktu berumur 3 tahun, tiba-tiba ia mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak kalian. Pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota Dong Fang.

Selain itu, Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah 
Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kian yang digunakan oleh penduduk kota Dong Fang. Bayangkan, seorang bocah baru berumur beberapa tahun (balita), bagaimana bisa?
 
Foto baris atas : Tan Jiangshan di kehidupan sekarang (pasca reinkarnasi)
Foto baris bawah : Chen Mingdao di kehidupan masa lampau (pra reinkarnasi)
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, ia mendesak orang tuanya agar membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan mereka pun pergi menuju tempat yang dimaksud. Yaitu desa Huang Yu, kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou.

Tang Jiangshan langsung menuju ke hadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya.

Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak tertegun tak tahu bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.

Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini telah membuat takjub kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu, “Manusia aneh dari 2 masa kehidupan” ini, Tang Jiangshan, memiliki 2 rumah dan 2 pasang orang tua. 
Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia.
Kisah ini sempat dimuat beberapa media lokal, termasuk Majalah Femina Dunia Timur. Para editor majalah tersebut pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau mengakui kebenaran tentang kejadian tersebut.

Dari cerita diatas dapat kita petik kesimpulan bahwa Punarbhawaa memang benar benar ada, untuk bisa terlepas dari Punarbhawa kita harus menghilangkan kegelapan atau hal buruk yang disebut dengan Awidya, dengan cara diselalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

"Om Shanti , Shanti , Shanti Om"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar