Pikiranku mulai terbuka pelan-pelan. Dari yang pemahamanku hanya
islam lah agama yang paling benar sekarang aku sedikit paham kalau hindu
tidak lain juga mengajarkan kebenaran. Agama yang mengajarkan toleran
sangat tinggi, agama penuh cinta kasih tanpa membedakan siapapun itu,
dari mana asalnya, tidak membenci sesama mahkluk (tat twam asi). Aku
membaca Bagawad gita sampai akhirnya Aku menemukan sesuatu yang membuat
hatiku sangat gembira dan terharu yaitu dari sloka Bhagawad Gita (4:11)
berkata “ Jalan manapun yang ditempuh manusia untuk mendekati aku,
dengan jalan itu aku terima mereka;jalan manapun yang mereka pilih pada
akhirnya mereka akan mencapai aku”. Dalam hatiku, “ inilah yang aku
cari” Aku sangat yakin dengan sloka bhagawad gita ini.
aku menyimpulkan bahwa Tuhan hindu menerima semua ajaran selain
hindu. Tuhan hindu tidak membedakan dengan umat lain seperti “wahai umat
hindu” , semuanya disebutkan untuk semua mahkluk , tuhan hindu sangat
adil tanpa membedakan dengan mahkluk lainnya, Ajaran hindu tertuju untuk
siapa saja karena hindu agama universal, ajaran hindu juga mengajarkan
toleransi yang sangat tinggi. berbeda dengan ajaran islam, Tuhan dalam
islam menyebutkan semua manusia hanya umatnya saja seperti “wahai
orang-orang yang beriman”, selain menyembah Allah dikatakan kafir,
selain umat islam halal darahnya, tak ada toleransi dalam keimanan dan
peribadatan. Disebutkan dalam surat Al-Taubah ayat 13 dan Surat
Al-Kafirun orang kafir patut diperangi, dan masih banyak ayat-ayat
Al-Qur’an yang selalu disebutkan tentang orang kafir.
Seolah-olah ada pembeda antara umat islam dengan umat lain. Aku
semakin ragu kenapa aku baru tahu kalau islam banyak mengajarkan
kekerasan?????? Kalau memang benar itu Tuhan yang berbicara, kenapa
mesti melakukan provokasi??? Sejak saat itu pula aku memikirkan banyak
kejanggalan dalam ajaran islam. Aku lebih teringat sloka bhagawad
gita(4:11) yang aku baca, sebenarnya aku sangat yakin dengan sloka
tersebut, tapi banyak keanehan yang membuat aku bertanya-tanya dari
kebiasaan orang hindu.
Cara sembahyang orang hindu memakai dupa dan bunga, setiap sembahyang
selalu bertepatan dengan hari jawa yaitu kliwon terasa sangat mistis
sekali. Ketika itu pikiranku kembali sempit, doktrin itu muncul lagi aku
merasakan keanehan. Bagiku dupa dan bunga kan untuk memanggil mahkluk
halus (pemikiran yang sempit). Melihat ada gambar-gambar dewa dewi, aku
merasakan keanehan itu. Kenapa tuhannya banyak sekali. Mana yang harus
disembah dahulu, dan bla bla bla…..
Terasa ada keanehan dari ajaran ini. Akhirnya aku kembali meminta
poeper untuk menjelaskan makna-makna pertanyaanku itu. Aku banyak
bertanya kepada poeper tentang sarana yang digunakan dalam
bersembahyang, tentang dewa dewi , tentang hakikat tuhan dalam hindu.
Poeper menjelaskan semua apa yang aku tanyakan, Aku tersenyum lebar
ketika poeper menjelaskan semua itu, aku mendapat jawaban yang bisa
dinalar oleh pikiranku. Aku yakinkan diriku dengan penuh kesadaran.
20 Februari 2011 suasana menyongsong hari raya nyepi sudah tampak
terlihat. Umat hindu di daerah poeper bekerja bakti membersihkan pura.
Ketika itu aku hanya melihatnya saja, sebenarnya ingin membantu tapi aku
minder berbaur dengan lingkungan sekitar. Aku diberitahu poeper kurang
lebih satu minggu lagi akan mengikuti upacara melasti di bendungan siman
yang jaraknya (kurang lebih 10km) dari rumahku, merupakan rangkaian
proses upacara hari raya Nyepi. Aku belum tahu melasti itu apa, tapi
pemahamanku adalah dimana semua umat hindu yang tinggal di kabupaten
Kediri berkumpul di bendungan siman untuk melangsungkan acara
persembahyangan. aku bilang ke calon mertuaku , “aku ingin ikut melasti
buk”.
Dan Ibu camerku langsung mengajakku untuk membeli baju kebaya, dan
pertama kali itulah aku memiliki pakaian adat (sembahyang). Senang
sekali aku memilikinya. Kucoba kebaya itu dan berkaca berulang-ulang
selayaknya anak kecil yang baru dibelikan baju baru oleh
ibunya.hehehehehe, Aku merasa percaya diri memakai nya. Dalam benakku
berkata “ternyata perempuan kalau memakai kebaya sangat anggun sekali
dan terlihat cantik”. Beda ketika aku masih sering beribadah dengan
keislamanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar