Sabtu, 15 November 2014

Hindu Aku Kembali Padamu Part 4

Sejak saat itu aku mulai merasakan pergolakan batin dengan kehidupan yang aku jalani. mulai dari aku mengalami masalah keluarga yang tak kunjung selesai, dan itu benar-benar sulit untuk aku terima sampai aku sakit keras masuk rumah sakit selama 3 minggu. Sementara waktu aku ijin tidak masuk sekolah
.

Aku ingin menenangkan pikiranku. Aku merasa sangat putus asa , aku berfikir Allah memang tak menyayangiku, Allah tidak adil padaku. “ takdir apa yang direncanakan Allah untukku, sampai-sampai engkau begitu mengujiku”. Sejak saat itu Aku sedikit ada penolakan jalan yang sudah diberikan Allah padaku. Aku kembali mengingat apa yang dikatakan poeper, karma akan selalu melekat dalam diri manusia, meskipun manusia tersebut tidak mempercayai akan adanya hukum karma. Aku berfikir kembali menggunakan logika ku, kalau memang Allah sudah menciptakan takdir manusia berbeda-beda, tapi kenapa Allah masih seenaknya sendiri menghakimi semua perbuatan manusia kelak dialam barzah??? Padahal sudah jelas-jelas manusia diciptakan sesuai dengan takdir yang diberikan oleh Allah.

Misalnya saja sejak dalam kandungan ada seseorang sudah ditakdirkan oleh Allah sangat miskin, sedangkan orang lain mendapatkan takdir yang sangat kaya raya. Si miskin binggung mencari nafkah untuk melangsungkan kehidupannya sampai-sampai nekad mencuri, sebenarnya bukan salah si miskin dia mencuri karena si miskin merasa memang ini sudah takdir Allah sedangkan si kaya hidup serba bermewah-mewah dengan takdir yang diberikan oleh Allah. Bukankah ini sangat tidak adil???? Aku semakin ragu akan hakikat Tuhan dalam keislamanku. Mulai saat kejadian itu aku jarang sholat. Aku mulai mempercayai akan adanya hukum karma

Apa yang dilakukan manusia kelak, itulah yang akan dipetik dikehidupan masa yang akan datang. Tapi aku tetap bimbang dengan rasa percayaku ini, tanpa mempercayai semua itu aku tetap menjalankan aktifitasku seperti biasa tanpa beribadah. Aku merasa sangat nyaman karena pikiranku tak terbebani oleh kewajiban untuk selalu beribadah, biarlah aku dosa karena meninggalkan ibadahku sementara waktu. Aku ingin menenangkan pikiranku. Karena bagiku semuanya serasa seperti mainan. Pemikiran itu muncul secara tiba-tiba ketika perasaanku merasa sedih dengan pergolakan batin ini.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat sedangkan UAN (Ujian Akhir Nasional) akan berlangsung 1 bulan lagi. Hatiku terasa hampa ketika aku kehilangan rasa spiritualku, aku mulai kebingungan, aku merasa perlu perlindungan batin, perlu tempat mengadu. Aku merasa sudah melupakan Allah dalam waktu lama. Akhirnya aku kembali memutuskan untuk mau beribadah lagi, meskipun hati ini tak bisa menerimanya. Tapi berusaha iklas semata-mata untuk kelulusan ujianku. Tepat UAN berlangsung di bulan April, aku menyiapkan mental dan tenagaku untuk berusaha yang terbaik agar mendapatkan hasil sesuai harapanku. 1 minggu berlalu ujian nasionalku selesai, tinggal menunggu pengumuman 2 bulan lagi. Bagiku waktunya begitu lama.

Kembali ke hubuganku dengan poeper. Tak terasa hubunganku dengan poeper sudah berjalan 4 tahun. Sebelum pengumuman ujian nasional poeper meminta izin orang tuaku untuk mengajakku bertunangan. Aku merasa sudah siap untuk menjalani ikatan dengan poeper. Aku merasa poeper adalah orang yang tepat untuk menemani hidupku. Orang tuaku menyetujuinya mengingat hubunganku dengan poeper sudah berjalan lama, bagi orang tuaku tidak etis kalau hubungan ku dibiarkan terlalu lama kalau antara 2 belah pihak belum ada ikatan.

 Tapi dilain sisi aku bisa merasakan keterpaksaan orang tuaku menerima poeper. Karena calon pasanganku kelak adalah non muslim. Harapan orang tuaku kalau bisa aku harus bisa membawa poeper menjadi umat muslim. Jujur aku sangat terbebani akan semua itu. Tapi aku berusaha sedikit melupakan apa yang dikatakan orang tuaku. Tepatnya 20 mei 2008 poeper mengajak orang tuanya untuk bertemu dengan orang tuaku. Hari itu aku sangat senang bercampur sedih. Tapi semua itu tak mengurangi kebahagiaanku dengan poeper.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar