Tak terasa hubunganku memasuki tahun ke 2, aku merasa sangat nyaman
berada dekatnya. Sedikit demi sedikit aku mulai masuk di kehidupan
keluarganya. Memang baru menginjak tahun ke 2 aku memberanikan diriku
untuk menunjukkan diriku kepada orang tua poeper.
Orang tua poeper
menerimaku dengan senang hati tanpa merasa ada rasa militan padaku. Aku
merasa nyaman masuk dalam kehidupan keluarga poeper. Tapi aku belum
merasakan kedamaian ketika masuk didalam keluarga poeper, ketika itu
pemikiranku masih terasa aneh saja masuk di keluarga hindu yang belum
pernah aku temui. Aku mulai mengenal kebiasaan keluarganya, kebetulan
rumah poeper berdampingan dengan pura. Pura Giri Nata Dusun
Putuk-Kandangan Kab.Kediri Jatim, jadi aku sering melihat orang hindu
bersembahyang di pura.
Ternyata aku begitu awam melihat cara orang hindu bersembahyang. bagiku sangat aneh dan diluar pemahamanku.
Rasa fanatikku mulai muncul ketika mengetahui cara orang hindu berdoa
dan bersembahyang. Dalam pikiranku “ patung kok disembah, sembahyang
pakai dupa dan bunga haduh benar-benar memuja setan” tapi aku masih
sedikit memiliki rasa toleran meskipun dalam hati merasa aneh. Aku
merasa menutup pemahamanku tentang hindu, karena aku tetap takut dosa
kalau memiliki rasa ingin tahu akan hindu. Aku tetap meyakini islam
adalah ajaran yang paling benar. Aku sempat bertanya pada poeper apa
hukumannya buat orang hindu kalau keluar dari keyakinannya, poeper
menjawab” Tuhan di hindu tidak menghukum umatnya, semua dari perbuatan
manusia itu sendiri”. Aku menyimpulkan sendiri, “jadi hindu percaya akan
hukum karma?? “ poeper menjawab “ iya”. Poeper juga kembali memberi
pertanyaan padaku “ apakah di islam juga percaya akan adanya hukum
karma?? Aku jawab “tidak” , poeper “kenapa”??? karena Tuhan menciptakan
manusia hanya sekali, jadi kalau manusia ingin memperbaiki perbuatannya
harus di kehidupan sekarang, karena Allah tidak akan menciptakan
kehidupan mendatang.
Yang ada kehidupan sesudah mati yaitu alam barzah, manusia yang ada
dialam kubur akan dibangkitkan dan diadili karena perbuatan dikehidupan
semasa masih hidup. Semua itu akan bertepatan dengan datangnya hari
kiamat. Kelihatannya poeper melihatku tampak gugup, jujur saja aku
memang merasa gugup, takut kalau ditanya lagi aku tidak bisa
menjawabnya. Poeper mungkin tahu kalau aku tak bisa menjawab lagi kalau
akan diberi pertanyaan lagi, poeper hanya berkata padaku, “ karma akan
melekat pada jiwa manusia meskipun raga setiap manusia tidak mempercayai
akan adanya hukum karma”. Aku merasa kebingungan menjawab karena memang
pengetahuanku masih sangat kurang. Yang aku tahu hanyalah dogma yang
sudah melekat sejak kecil, takut akan kemurkaan Allah. Aku sangat ragu
dengan jawaban yang aku berikan pada poeper. Akhirnya aku mencari
informasi di buku-buku agama islam yang aku punya. Aku sama sekali tidak
menemukan hukum karma dalam ajaranku. Tapi aku berfikir secara logika,
“kalau di ajaranku tak mempercayai adanya hukum karma, tapi kenapa
banyak umat muslim masih mempercayai hukum karma”. Aku semakin tak yakin
saja melihat fenomena ini.
Saat aku memasuki ajaran baru kelas 3 SMA keimananku sedikit
berkurang. Selalu saja ada masalah dalam kehidupanku. Terutama masalah
keluarga. Padahal sebelumnya aku begitu sangat taat dengan ibadahku.
Ketika aku mendapatkan masalah memang aku selalu begitu. Tak pernah ada
kedamaian hati dan pikiranku ketika sholat ataupun membaca Al-Qur’an.
Entahlah aku begitu capek dengan keadaanku saat itu. Aku berusaha taat
beribadah tapi semuanya terasa percuma. Aku tak pernah sekalipun
mendapat kedamaian dalam ibadahku. Rasa hambar menyelimuti sholatku. Aku
merasa terpaksa untuk melakukan sholat serta membaca Al-Qur’an pun
sudah tak pernah aku lakukan. Aku melihat teman-temanku selalu
mengajakku sholat disekolah setiap istirahat ke 2 dan selalu mengajakku
berdiskusi tentang ajaran islam. Bagiku merasa membuang waktu ku saja.
Kadang kalau aku merasa bosan, aku sering absen dari ibadahku. Tapi
rasa takut tetap menyelimuti pikiranku kalau aku meninggalkan ibadahku
untuk sementara waktu. Rasa ini semakin hari semakin membuat aku
bertanya-tanya, kenapa harus selalu beribadah padahal belum tentu
ibadahku diterima oleh Allah. Rasanya Allah tidak pernah mendengarkan
doaku. Aku bertanya pada diriku sendiri “ apakah ini memang takdirku
diciptakan oleh Allah seperti ini??? rasa bertanya-tanya dan penasaran
menyelimuti pikiranku.
Entahlah aku capek sekali kalau memikirkan takdir ataupun cobaan dari
Allah yang sudah diberikan kepadaku. Selang beberapa lama , dipikiranku
masih merasa takut akan dosa. Aku tetap menjalankan sholat meskipun
dalam hati tak ada niatan untuk sholat. Aku Sangat terasa terpaksa
sekali apa yang aku lakukan ini. Poeper juga tak pernah bosan
mengingatkanku untuk sholat tepat waktu, tapi aku jarang meresponnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar