Pengumuman UAN semakin dekat, semakin membuatku gelisah. Aku berusaha
meningkatkan sholatku lebih giat lagi. Setiap malam aku sholat tahajud
agar aku bisa lulus ujian nasional. Tapi entah apa yang aku lakukan
sepertinya tidak mendapatkan kedamaian ataupun mendapatkan hidayah dari
Allah. Semua ibadahku serasa hambar. Memasuki bulan ke 6 tepatnya 16
Juni 2008 hasil UAN ku di umumkan, aku melihat namaku terpampang di
papan pengumuman. Namaku dinyatakan “LULUS”. Aku sangat bersyukur
sekali, hatiku begitu gembira. Tapi aku merasa apa yang kulakukan ini
salah. Dalam hatiku “apakah ketika aku mendapatkan suatu cobaan, aku
baru ingat dengan Allah”, “ketika aku merasakan kebahagiaan aku
melupakan Allah”. Rasa bersalah menyelimuti perasaanku. Tapi semua ini
tak bisa kupikir secara logika, semuanya terasa janggal.
Aku mulai memasuki perguruan tinggi swasta di Kediri dengan statusku
yang sudah bertunangan. Aku tetap merasa percaya diri dengan statusku
ini. Aku menutup diriku untuk setiap cowok di kampusku, karena aku sudah
berkomitmen. Aku hanya ingin berteman saja tak lebih dari itu.
Kebanyakan teman-temanku banyak yang berjilbab. Karena memang didalam
kelasku hampir semua perempuan, laki-lakinya hanya ada 6 orang. Selain
itu semua juga islam. Aku sudah terbiasa dengan lingkungan itu. Tapi aku
tetap tak pernah melaksanakan ibadah sekalipun.
Aku sering jadi bahan omongan teman-temanku karena jarang
melaksanakan ibadah, tapi aku tipe orang yang cuek dengan omongan orang.
Bagiku biarlah orang berkata apa tentang aku, yang penting aku enjoy
dengan apa yang aku jalani saat itu. Sampai aku dinasehati teman dekatku
sendiri agar selalu ingat sholat. Kata-kata meraka pun aku terima saja
tapi aku tidak pernah meresponnya seperti apa yang dikatakan poeper
kepadaku. Dalam hatiku “ poeper saja sering ngingetin aku untuk sholat
nggak aku respon , apalagi kalian. Boro-boro aku respon”.heheheheehehe.
Aku merasa malas melakukan ibadah, memang sejak saat itu aku sudah
melupakan kewajibanku kepada Allah. Sampai aku sering diomelin orang tua
gara-gara tidak pernah menjalankan sholat. Tapi tetap tidak kujalankan
sampai-sampai sering berbohong hanya gara-gara disuruh sholat. Entah apa
yang ada dalam pikiranku saat itu. Aku hanya ingin pikiranku terbebas
tanpa merasa tertekan. Berusaha membuang beban yang begitu mengikat
pikiranku. Aku nyaman dengan yang kujalani saat itu.
Bulan suci ramadhan Agustus 2008 pun telah tiba, aku bimbang dengan
perasaanku ini. Tapi aku tetap menjalankan puasa meskipun batin ini
begitu tertekan dengan kewajiban ini. Aku serasa makin bertanya-tanya.
Apakah yang aku lakukan ini semata-mata karena hanya mengejar suatu
pahala??? Sedangkan aku berfikir apa gunanya pahala kalau aku hanya
menjalankan puasa tanpa sholat. Jelas Allah tidak menerima puasaku, sama
saja puasaku sia-sia. Jadi, aku memutuskan untuk tidak berpuasa saja.
Aku pura-pura berpuasa ditengah-tengah keluargaku dan teman-teman
kuliahku.
Kalau waktunya sahur bersama aku ikut, kalau waktunya buka puasa
bersama aku juga ikut-ikutan.hehehehehehehe, karena takut ditanya
macam-macam. Selain itu aku juga merasa malu dengan keluargaku dan
teman-temanku, masak udah dewasa kok tidak puasa. Hehehehehehe. Saat itu
semua yang aku lakukan memang penuh kemunafikan. Tapi ya sudahlah, aku
jalani saja selama aku tak membuat masalah dengan siapapun.
Aku mulai masuk semester III sampai semester V saat dimana masih
senang merasakan kenikmatan dibangku kuliah. Tapi entahlah sampai aku
duduk dibangku sekolah sampai perguruan tinggi yang selalu membuat aku
putus asa adalah masalah keluarga. Aku selalu terbebani dengan keadaan
itu, kuliahku menjadi terbengkalai dan hanya poeper yang selalu ada saat
hidupku merasakan keterpurukan. Aku melupakan segala kewajibanku
sebagai umat muslim, melupakan ketakutanku dan kewajibanku pada Allah.
Dalam pikiranku “percuma aku beribadah tapi selalu saja Allah
memberiku cobaan tanpa henti”. Bukannya dengan sholat Allah akan
mengurangi cobaannya padaku, ini justru serasa makin hari makin di
berikan cobaan oleh Allah. Aku merasa sudah jenuh dengan keadaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar