Aku berusaha memantapkan pikiranku , mungkinkah aku beragama 
hindu???? Aku takut dengan perasaanku ini, takut ada pertentangan dari 
orang tuaku, sahabatku dan orang-orang disekitarku. sampai doktrin itu 
kembali muncul, “ apakah aku berdosa???? aku tak pernah beribadah. 
Memang saat itu sangat sulit membuang doktrin yang menylimuti pikiranku 
sejak kecil. Bagaikan menghapus coretan hitam diatas kertas putih. Aku 
menangis merasakan hal ini. Aku merasa tak berguna, kepada siapa aku 
mengadu??? Terlepas dari semua itu aku menjalankan kehidupanku tanpa 
berkeyakinan
.
Aku masih merasa simalakama. Tak ada yang perlu aku pertahankan saat 
itu. Dalam keislamanku aku merasa tertekan dan ragu akan ajarannya, 
sedangkan dikeyakinanku terhadap hindu aku merasa takut jika orang tuaku
 tak akan menerimaku lagi. Sementara itu aku berusaha tak memepedulikan 
kedua ajaran itu. Aku merasa agnoistik (kadang tidak percaya adanya 
tuhan kadang pula percaya tuhan itu ada).
Awal juli 2011 poeper memberitahuku sebentar lagi hari raya galungan 
dan kuningan. Perasaanku masih bimbang ikut apa tidak ya??? Tapi aku 
sudah ada niatan untuk membeli kebaya lagi meskipun entah nantinya akan 
aku buat apa, karena memang saat itu aku belum yakin sepenuhnya memilih 
hindu sebagai jalanku. Tepat tanggal 16 juli 2011, hari raya kuningan 
berlangsung. sebenarnya sebelumya sudah merayakan hari raya galungan 10 
hari sebelum kuningan. Tapi aku berhalangan hadir.
Ini pertama kali aku mengikuti persembahyangan di pura giri nata 
dengan memakai kebaya yang aku beli sebelum hari raya galungan dan 
kuningan. Aku merasa percaya diri dengan kebaya yang aku pakai. Tapi 
jujur aku masih merasa bingung juga karena masih merasa belum terbiasa. 
Dan aku juga belum mendapat kepastian dari pilihanku.
Selang lima bulan kemudian, aku serasa benar-benar merasa Tuhan menyayangiku.
Aku serasa mendapat jawaban atas pencarianku selama ini, mungkin ini 
petunjuk bagiku agar aku bisa memantapkan hati untuk memilih 
keyakinanku. Tepat tanggal 08 oktober 2011 aku bermimpi, didalam mimpi 
tersebut aku serasa hendak masuk ke suatu pura seperti pura besakih 
karena puranya hampir menyerupai besakih. Aku berjalan menuju tempat di 
depan pintu pura , tiba-tiba ada ibu-ibu yang bertanya padaku “ dek mau 
sembahyang ya??? Aku menjawab “ sebenarnya saya ingin sembahyang bu tapi
 lupa tidak membawa pakaian adat” , karena dalam mimpiku aku masih 
mengenakan kaos warna putih dan jeans panjang. Saya turun dari tangga 
untuk kembali pulang mengambil pakaian adat.
Tiba-tiba arah yang aku tuju bukan kearah rumahku, tapi aku masuk di 
suatu tempat yang sedikit agak petang. Ternyata aku masuk di suatu rumah
 yang tak sengaja aku melihat ada lukisan dibingkai warna emas dengan 
gambar tokoh pewayangan “SEMAR”(disebut sebagai Sang Hyang Ismaya, tokoh
 filosofi Jawa) yang background gambarnya berwarna merah. Aku lihat 
terus gambar semar itu, sampai aku merasa ada keanehan dengan gambar 
itu. Merasakan semar itu mau berbicara padaku, serasa ada sesuatu yang 
ingin disampaikan.
Tapi aku terkejut dengan adanya bapak-bapak yang menghampiriku dan 
bertanya secara langsung kepadaku “Nduk kamu agamanya apa?? Saya jawab “
 saya beragama hindu pak”, bapak-bapak itu kembali bertanya padaku “ 
kamu baru ya jadi hindu???” saya kaget dengan perasaan bingung, tapi 
saya menjawab “iya” dengan sedikit malu dan takut, bapak itu bertanya 
lagi “ kenapa kamu memilih beragama hindu???? saya menjawab dengan tegas
 “ karena saya mencari Tuhan yang mencintai semua mahkluk, tidak seperti
 ajaran saya terdahulu yang selalu mengisi pikiran saya dengan doktrin 
yang semakin hari membuatku takut”.
tepat jam 08.05 WIB aku terbangun dengan perasaan yang sangat terharu
 dan sedikit takut. Memang saat itu bangunku kesiangan, aku terlalu 
menikmati mimpi itu. Kenapa aku bermimpi seperti itu, aku berfikir 
apakah semua ini petunjuk untukku??? Aku menyimpulkan makna mimpiku itu,
 aku akan diberi petunjuk kalau aku memang akan sembahyang dipura, 
dipikiranku petunjuk apakah itu?? apakah aku harus pergi ke besakih?? 
Karena yang terlihat pura itu menyerupai besakih. Dan Sesosok Tokoh 
pewayangan Semar, tokoh yang sangat arif dan bijaksana.
Apakah aku harus bisa memilih pilihanku secara bijaksana seperti halnya 
sifat yang dimiliki oleh tokoh Semar ????. Aku bertanya-tanya kembali, 
Apakah mungkin makna mimpiku seperti itu??? serta bapak-bapak yang 
bertanya tentang keyakinanku itu, apa menunjukkan kalau aku memang yakin
 dengan pilihanku itu. Apakah ini jawaban dari semua perjalanku selama 
ini. Aku teringat kembali sloka bagawad gita (4:11). 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar