Tapi aku merasa tetap ingin ke sana (situs menggung). Gerimis sudah
mulai turun, perjalanan tetap aku lanjutkan dengan poeper sembari
berfikir. Akhirnya aku bilang ke poeper
,”kita lanjut perjalanan saja”.
Didalam perjalanan aku berdoa, aku memohon izin kepada Sang Hyang Widhi
agar merestui tujuan spiritualku ini”. Aku mengucap gayatri mantram
tanpa henti, sampai ditengah-tengah perjalanan aku merasakan ada
keajaiban datang menghampiriku. Beberapa menit yang lalu mendung begitu
serasa mau jatuh, hanya tinggal meneteskan titik air hujan yang sangat
deras. Tapi apa yang aku dapat, tenyata cuaca pun berubah berganti cerah
seakan tak ada mendung sedikitpun. Aku sangat bersyukur sekali kepada
Sang Hyang Widhi atas izinnya. Dengan penuh semangat akhirnya akupun
tiba ditempat tujuan.
Rasa mistisnya pun terasa, aku tak berani masuk di situs menggung
karena aku sedang cuntaka. Akhirnya poeper memutuskan untuk masuk
sendiri dan sembahyang disana. Selang beberapa menit poeper keluar dan
mengajakku untuk masuk meskipun aku sedang cuntaka. Aku tetap tak mau
karena aku takut terjadi hal yang tidak-tidak. Dengan perasaan tak
menentu akhirnya aku menuruti apa yang di minta poeper, tapi sebelum
masuk poeper mengingatkan aku kalau harus izin dahulu. Tepat diatas
tangga situs menggung dalam hati aku berkata,
“ om swastyastu, aku pasrahkan semua ini kepada mu Sang Hyang Widhi.
Aku tak ada niatan apa-apa selain mengingat akan kuasamu. Semoga tidak
terjadi apa-apa. Dan mohon maaf untuk leluhurku, mohon izinkan aku
dengan keadaan tidak sucianku ini masuk untuk melihat peninggalanmu.
Astungkara. Dengan keadaan pasrah dan yakin aku mulai memasukinya. Aku
benar-benar merasakan rasa mistis yang begitu sangat kental. Dalam waktu
5 menit aku memutuskan untuk keluar dari area, aku merasa tidak kuat.
Aku merasa ini sudah cukup, terpenting aku sudah bisa melihat
peninggalan leluhurku. Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB aku dan poeper
memutuskan untuk pulang ke Kediri Jawa timur. Dengan perasaan senang dan
ucapan syukur “Awignam astu” akhirnya rasa capek ku terbayar sudah
dengan kegembiraanku bisa mengunjungi peninggalan leluhur di Jawa
tengah.
Aku sangat bersyukur dengan kedamaian yang aku peroleh saat itu. Aku
benar-benar berterimakasih kepada Sang Hyang Widhi atas karma yang aku
terima dikehidupanku ini. Aku bersyukur bisa kembali ke jalan dharma.
Aku sempat berbicara dengan poeper “Apapun yang terjadi aku akan tetap
mempertahankan kehinduanku. Karena Sang Hyang Widhi sudah memberikan
jawaban untukku yang belum tentu orang lain dapatkan”. Aku berdesir
ketika mengatakan itu. aku merasa ada semangat baru dalam diriku.
Memasuki awal tahun 2012 aku merasakan menjadi manusia baru.
Merasakan penuh semangat untuk menjalani hindupku menuju jalan dharma.
Aku berdoa kepada Sang Hyang Widhi agar selalu memberikan waranugraha
kepadaku.
Aku sudah mulai masuk semester VIII (semester akhir) dimana aku harus
memperjuangkan masa depanku. Aku merasa disibukkan dengan tugas
akhirku.
Semua ini juga kadang membuat aku sempat putus asa, tapi aku berusaha
bangkit dari semua ini. Aku merasa harus lebih bersyukur dengan semua
ini. Bagiku Sang Hyang Widhi akan selalu bersamaku. Keluargaku, keluarga
poeper dan poeper selalu memberiku semangat untuk bisa menyelesaikan
ini semua. Aku sangat bersyukur dengan kehidupan yang sekarang ini. Aku
merasa menemukan rumah baruku, memang inilah jalanku.
Memasuki bulan ke 3 , maret 2012 bulan yang begitu aku nantikan. Aku
benar-benar menunggu moment seperti tahun kemarin. Karena mengingat
bulan maret adalah bulan menyambut hari raya nyepi tahun baru caka 1934.
Bertepatan dengan banyaknya kegiatan kampusku. Jadwal sudah terlihat
jelas semuanya berbenturan dengan acara melasti dan perayaan nyepi. Aku
berharap ada keajaiban dibulan maret ini untukku, mengingat aku belum
pernah merayakan nyepi secara langsung di pura bersama poeper dan
keluarganya. Aku berdoa semoga Sang Hyang Widhi benar-benar mengabulkan
keinginanku.
Bulan maret bagiku sangat istimewa, tanpa aku sadari awal maret
adalah awal aku dapat keajaiban itu. tepat tanggal 03 Maret 2012 ibuku
berbicara padaku masalah keyakinanku. Ibuku berkata padaku “ Ibu sudah
tahu keyakinan yang kamu pilih, ayah dan ibu tidak mempermasalahkan
semua itu, terpenting kamu bisa bertanggung jawab dengan pilihanmu itu”.
Hatiku benar-benar bedesir mendapatkan lampu hijau dari orang tuaku.
aku sangat senang sekali.
Kembali ke kegiatan kampusku, aku berharap dibulan maret adalah hari
yang membahagiakan untukku. Mungkin ini sudah menjadi bagian dari
rencana ku awal, dan Sang Hyang Widhi mengabulkan doaku sedikit demi
sedikit. Jadwal kampus yang awalnya berbenturan dengan perayaan nyepi.
Awalnya tanggal 18 , 24 dan 25 maret 2012 adalah jadwal yang ditentukan
kampus yang wajib diikuti mahasiswa semester VIII, karena memang tanggal
18 maret adalah acara untuk melasti di bendungan siman, sedangkan
tanggal 24 dan 25 maret masih menikmati ramainya hari raya nyepi. Tapi
aku berdoa semoga Sang Hyang Widhi mengabulkan doaku, akhirnya tanggal
yang disesuaikan kampus benar-benar tidak terjadi dan diundur tanggal
berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar