Minggu, 16 November 2014

Punarbhawa Atau Reinkarnasi Menurut Hindu

Punarbhawa Atau Reinkarnasi Menurut Hindu
Dalam bahasa Sansekerta reinkarnasi disebut sebagai Punarbhawa. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Punar artinya “lagi”, sedangkan Bhawa artinya “menjelma”. Maka dengan demikian Punarbhawa memiliki arti 
 kelahiran kembali yang berulang-ulang . Punarbhawa atau Samsara adalah bagian keempat dari Panca Sradha sebagai dasar keyakinan Umat Hindu . Pengertian sederhananya adalah, bahwa pada saat seseorang meninggal dunia maka jiwatman (roh) akan melepaskan badan jasmaninya (stula sarira), menuju sorga atau neraka. Untuk meningkatkan kualitas jiwatman maka setelah waktu tertentu jiwatman kembali kedunia melalui proses kelahiran dengan menggunakan badan jasmani yang baru. Proses jiwatman meninggalkan jasmani dalam Agama Hindu disebut  stula sarira kemudian lahir kembali menggunakan jasmani yang baru, inilah yang disebut dengan Punarbhawa
Kelahiran kembali  dalam ajaran agama Hindu  merupakan sesuatu hal yang ditunggu karena berhubungan dengan karmaphala yang kita perbuat di kehidupan masa lalu dan Jiwatman yang masih dipengaruhi oleh kenikmatan, dan kematian akan diikuti oleh kelahiran. Akan tetapi Kelahiran kembali juga harus dihindari karena merupakan penghambat dari tujuan agama Hindu yaitu moksa yang merupakan kelepasan atau kebebasan atma (roh) dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran Reinkarnasiatau Punarbawa kehidupan, selanjutnya atma (roh) tersebut akan Kembali bersatu dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) yang kekal dan abadi.
Kelahiran kembali memiliki hubungan yang erat dengan ajaran Tri Rna yaitu tiga hutang yang harus dibayar sehubungan dengan keberadaan kita. Pertama yaitu Dewa Rna merupakan  hutang yang harus dibayar kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menyebabkan kita ada di dunia ini. Rna yang kedua yaitu hutang yang harus dibayar manusia kepada leluhur termasuk orang tua kita, karena jasa para Leluhur dan orang Tua kita  yang sehubungan dengan kelahiran kita serta perhatiannya semasa hidup. Rna yang ketiga yaitu Hutang yang harus dibayar kepada para Rsi, pendeta, dan para guru lainya atas bimbingannya selama ini dan mendidik manusia untuk belajar kebenaran. Ketiga hutang tersebut harus dibayar dengan perbuatan-perbuatan yang baik pada kehidupan sekarang ini. Contohnya perbutan sederhana yang harus dilakukan untuk membayar hutang tersebut yaitu yang pertama hutang kepada Tuhan, dilakukan dengan cara rajin sembahyang dan saling menghormati, saling menyayangi sesama mahluk ciptaan Tuhan. Hutang kepada para leluhur yaitu dengan jalan menghormati dan selalu mengingat leluhur kita dimanapun kita berada dan apapun yang kita kerjakan serta dengan menghormati dan menyayangi kedua orang tua kita. Hutang yang ketiga yaitu hutang kepada para Rsi atau para guru dengan cara menghormati dan melaksanakan ajaran-ajaran serta tugas-tugas yang mereka berikan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Beberapa fakta di dunia bahwa manusia mampu mengingat secara sadar kehidupannya sebelum kelahirannya saat ini. Menurut buku “Reinkarnasi, hidup tidakk pernah mati” oleh Anadas Ra (2007 : 43) Di Delhi, seorang gadis kecil bernama Shanti Dewi memberi gambaran yang jelas mengenai kehidupannya di masa lampau. Ia sanggup mengenali suami dan anaknya pada kelahiran sebelumnya, ketika ia tinggal di Mathura. Ia menunjukkan di mana uangnya disimpan dan sebuah sumur tua yang sekarang sudah tertutup. Semua pernyataannya dibenarkan dan didukung oleh sejumlah saksi. Cameron Macaula, seorang anak yang mampu menceritakan kehidupan masa lampaunya. Harian Inggris The Sun telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Semuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini. Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya.  Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris.
Manusia umumnya memiliki berbagai sifat yang dapat muncul seiring berkembangnya waktu, salah satunya manusia selalu penasaran terhadap hal tertentu yang dianggapnya menarik. Dikenalnya konsep punarbhawa atau reinkarnasi menjadikan manusia penasaran untuk mengetahui kehidupan mereka di masa lampau. Sama halnya dengan masa depan, umumnya setiap menjelang pergantian tahun masyarakat disibukkan dengan meramal kehidupan mereka yang akan datang. Keinginan seseorang untuk mengetahui kehidupan masa lampaunya menjadi kunci utama untuk mengetahui karma-karma yang harus mereka jalankan di kehidupan sekarang. Dapat dibayangkan apabila setiap manusia mampu mengingat kehidupan sebelumnya, menceritakannya satu kehidupan ke kehidupan lainnya yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan yang pasti memiliki satu benang merah yang menyebabkan mereka harus menjalani reinkarnasi.

Dapat disimpulkan bahwa keyakinan dengan adanya Punarbhawa ini maka orang harus sadar, bahwa bagaimana kelahirannya tergantung dari karma wasananya. Kalau ia membawa karma yang baik, lahirlah ia menjadi orang berbahagia, berbadan sehat dan berhasil cita-citanya. Sebaliknya bila orang membawa karma yang buruk, ia akan lahir menjadi orang yang menderita. Oleh karena itu kelahiran kembali ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri untuk meningkat ke taraf yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar